Kementan Kawal Brigade Pangan di Sulsel, Pastikan Program Tepat Sasaran dan Akuntabel

Gowa, Sulawesi Selatan - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mengawal dan memastikan pelaksanaan program Brigade Pangan (BP) berjalan optimal di seluruh daerah. 

Program strategis ini menjadi ujung tombak percepatan modernisasi pertanian, memanfaatkan kekuatan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendorong efisiensi, efektivitas, dan peningkatan produksi pangan nasional.

Pelaksana Tugas (Plt) Inspektur Jenderal Kementan, Tin Latifah, melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan untuk memonitor dan memantau pemanfaatan alsintan BP di Kabupaten Gowa, Jumat (8/8/2025). 

Brigade Pangan merupakan salah satu inovasi Kementan untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan nasional, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri dan berkelanjutan.

Melalui BP, Kementan menghadirkan layanan terpadu berupa dukungan alsintan modern yang dapat digunakan petani untuk pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. 

Mekanisme ini tidak hanya menekan biaya dan waktu produksi, tetapi juga mengatasi keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian. 

Di Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan nasional, keberadaan BP menjadi penguat rantai produksi pertanian dari hulu hingga hilir.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa BP adalah bentuk nyata kehadiran negara untuk membantu petani di seluruh pelosok Indonesia.

“Brigade Pangan adalah solusi konkret untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Kami ingin petani kita tidak lagi kesulitan mengakses alsintan, sehingga produksi pangan dapat terus meningkat demi ketahanan pangan nasional,” tegas Mentan Amran.

Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti , menambahkan bahwa program ini tidak hanya membantu dari sisi peralatan, tetapi juga memperkuat kapasitas sumber daya manusia pertanian melalui pendampingan teknis dan pelatihan.

“Dengan adanya BP, petani tidak hanya terbantu dari sisi teknis, tapi juga memperoleh pengetahuan baru untuk mengelola lahan secara lebih modern dan berkelanjutan,” jelas Santi.

Dalam kunjungan tersebut, Tin Latifah menegaskan BP adalah program strategis yang memadukan modernisasi pertanian dengan sistem pengawasan dan akuntabilitas yang ketat.

“Pengawasan yang dilakukan pemerintah adalah untuk memastikan program berjalan efektif, tepat sasaran, dan akuntabel di lapangan. Pemantauan langsung ini juga menunjukkan komitmen Kementan untuk terus mendorong transformasi menuju pertanian modern,” ujarnya.

Selain memeriksa kondisi alsintan dan kinerja lapangan, Plt. Inspektur Jenderal Tin Latifah, juga memastikan bahwa pengelolaan BP Rembuk Pemuda Tani di Gowa telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan administrasi yang berlaku. 

Hal ini menjadi bukti bahwa program tidak hanya berjalan di sisi teknis, tetapi juga tertib secara administrasi, sehingga setiap bantuan yang diberikan tercatat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dialog langsung antara Tin Latifah dan anggota BP mengungkapkan betapa besar dampak positif program ini. 

Dulu, pengolahan lahan dan penanaman memerlukan waktu dan tenaga yang besar. Sekarang, dengan adanya BP, pekerjaan menjadi lebih cepat, efisien, dan hasil panenpun meningkat. 

Turut mendampingi dalam kegiatan ini Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Muhammad Amin, Direktur Polbangtan Gowa Detia Tri Yunandar, dan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani.

Dengan pola kerja terkoordinasi, BP memungkinkan satu unit alsintan melayani beberapa lahan pertanian secara bergantian, sekaligus memperluas manfaat bagi petani yang sebelumnya kesulitan mengakses teknologi modern.

Manfaat BP sudah dirasakan secara nyata, pengolahan tanah lebih cepat sehingga petani dapat menanam sesuai musim tanam yang ideal. Efisiensi biaya dan tenaga kerja, karena pekerjaan yang biasanya memakan waktu berhari-hari dapat selesai hanya dalam hitungan jam. 

Peningkatan produktivitas melalui penggunaan alsintan yang presisi dan efisien. Pengurangan kehilangan hasil karena proses panen yang lebih cepat dan terukur.

Kementerian Pertanian memastikan akan terus memperkuat BP, baik dari sisi jumlah alsintan, kualitas pengelolaan, maupun pendampingan SDM pertanian.

(Red/*)

Artikel terkait = rajapena.com